Rabu, 12 Oktober 2011

MEMBANGUN KARAKTER TOKOH



By. Stovia

Menciptakan karakter tokoh dalam setiap karya itu sangat penting, bagus tidaknya karya kita selain ditentukan oleh jalan ceritanya juga dari bagaimana kita menciptakan karakter tokoh itu sebagus mungkin dan tentu saja mendengar kenyataan. Mustahilkan kita membangun karakter yang sangat sempurna karena didunia ini tak ada manusia yang sempurna jadi harus ada kelemahannya. Tapi terlalu banyak kelemahan tanpa ada sisi positifnya juga tidak masuk akal. Jadi untuk itu harus seimbangkan antara titik kelemahan si tokoh itu dengan kelebihannya dan sesuaikan juga dengan posisi karakter dalam karya kita, apa dia antagonis, protagonist atau yang lainnya. Nah dibawah ini Fia cantumin beberapa hal yang harus kalian tulis saat mengambarkan karakter tokohnya.
  1. Gambaran fisiknya seperti apa
  2. Kecerdasannya
  3. Pekerjaannya
  4. Dialognya
  5. Agamanya ( boleh ada boleh tidak karena aku sendiri dalam novelku karena merupakan kategori novel Universal dan supaya bisa dibaca oleh semua orang tanpa melihat agamanya, yang satu ini memang sengaja tidak dicantumin)
  6. Latar belakang kehidupannya, termasuk keluarga, sahabat dan kawan-kawannya
  7. Cara pikir termasuk tingkat kecerdasannya ( ini bisa dinarasikan atau digambarkan melalui dialog)


Contoh (diambil dari karakter novel DINAMIT)
Di sebuah ruangan kantor di lantai 20, seorang gadis sedang duduk memandang laptop-nya. Gadis itu bermata lebar, berkulit sawo matang, dan berambut panjang sebahu, agak ikal. Dari wajahnya kelihatan sekali dia berdarah Asia Tenggara.
Sim Ha, nama sapaannya. Tidak seperti wajahnya, ia memiliki nama seperti orang-orang Korea, karena ayahnya pria Korea. Sang ayah yang bekerja sebagai chef di sebuah restoran besar di New York memanggilnya seperti itu. Begitu pula para karyawan kantor tempatnya bekerja sejak lulus dari Harvard University, dua tahun lalu.
Sim Ha yang sejak kecil tinggal di New York bersama ayah dan ibunya, mendapatkan beasiswa prestasi dari kampus terbaik dunia. Gara-gara itu, selepas dari Harvard ia malah menetap di Boston dan menjadi arsitek sebuah perusahan besar di kota Boston. Perusahaan tempatnya bekerja adalah salah satu perusahaan properti terbesar di Asia yang baru dua tahun lalu membuka cabang di Boston. Sim Ha beruntung diterima di perusahaan itu dan menggarap proyek pertama mereka di Amerika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tinggalkan pesan buat yang mau tanya2 atau sekedar sharing